Belajar Online adalah Inovasi Pendidikan

Belajar Online adalah Inovasi Pendidikan

Belajar Online
Belajar Online adalah Inovasi Pendidikan

Belajar online merupakan bagian dari Inovasi dalam bidang pendidikan di Indonesia. Bisa dikatakan bahwa salah satu dampak dari pandemi covid-19 di Indonesia ialah munculnya metode belajar online yang sebelumnya jarang digunakan di Indonesia baik oleh guru ataupun siswa khususnya. Belajar online juga mendapat dukungan dari kemajuan teknologi yang memang menjadi faktor penunjang utama keberhasilan belajar online itu sendiri. Belajar Online adalah kegiatan suatu individu yang dilakukan secara sengaja bertujuan untuk mencapai perubahan kemampuan diri dengan cara online. Online disini maksudnya ialah dengan memanfaatkan fasilitas internet yang telah tersedia sebagai dampak positif dari perkembangan teknologi. Media yang digunakan pun bervariasi, seperti handphone, tablet, televisi dan media elektronik lainnya yang menggunakan akses internet pastinya. Oleh karena itu belajar online bisa dilakukan dimana saja termasuk di rumah siswa masing-masing. Belajar online di rumah adalah pilihan paling bijak dimasa pandemi seperti sekarang ini, karena dengan belajar online di rumah kita tidak perlu berinteraksi dengan orang lain secara langsung. Hanya bermodalkan handphone dan paket internet yang pastinya hampir semua orang memilikinya, kita dapat mengakses segala macam informasi terkait dengan pembelajaran di sekolah.  

Dalam pembelajaran online, guru diwajibkan menguasai media yang ia gunakan. Proses pengembangan media sangat dibutuhkan disini. Profesionalisme dan kreativitas guru menjadi kunci akan seberapa menarik pembalajaran yang ia kemas dengan media online khususnya. Hal ini dikarenakan jika seorang guru salah memilih media, akan berakibat fatal. Selain pembelajaran akan membosankan, dampak dari kesalahan pemilihan media akan mengakibatkan keluhan pada diri siswa atau bahkan dari orang tua. Setidaknya guru harus melakukan analisis kebutuhan atau kemungkinan permasalahan yang akan timbul sebelum guru melakukan pembelajaran online. Proses perencanaan akan menjadi titik acuan penting keberlangsungan proses pembelajaran nantinya. 

Teori Belajar Online dan Pembelajaran Online Menurut Para Ahli

Teori Belajar
Jika kita bicara tentang teori belajar online, sebenarnya sama seperti tidak ada TEORI BELAJAR tunggal yang muncul untuk kegiatan pembelajaran secara umum, hal yang sama juga berlaku untuk pembelajaran online. Maksudnya adalah, beberapa teori tentang pembelajaran online memang telah berkembang, namun hampir sama dengan teori belajar lainnya yang memang sebagian besar berasal dari teori belajar utama yang dibahas sebelumnya (Piccia, 2017).

Terry Anderson (2011) meneliti kemungkinan membangun teori pembelajaran online, dimulai dengan asumsi bahwa itu akan menjadi tugas yang sulit, dan mungkin mustahil. Terry menggunakan pendekatan perspektif pendidikan jarak jauh, setelah menghabiskan sebagian besar karirnya di Universitas Athabasca, penyedia pendidikan jarak jauh pendidikan tinggi utama di Kanada. Sementara dia mengakui bahwa banyak ahli teori dan praktisi menganggap pembelajaran online sebagai "bagian dari pembelajaran secara umum" (Anderson, 2011, p. 46-47), dia juga menyatakan bahwa belajar online sebagai bagian dari pembelajaran jarak jauh yang selalu berkaitan dengan penyediaan akses pengalaman pendidikan yang setidaknya lebih fleksibel dalam ruang dan waktu sebagai pendidikan berbasis kampus (Anderson, 2011). Anderson mempertimbangkan sejumlah teori dan model tetapi berfokus pada karya Bransford Brown yang dihormati, dan Cocking (1999) yang mengemukakan bahwa lingkungan belajar yang efektif dibingkai dalam konvergensi empat lensa yang tumpang tindih: berpusat pada komunitas, berpusat pada pengetahuan, berpusat pada peserta didik, dan penilaian keterpusatan. Lensa ini memberikan kerangka dasar untuk pendekatan Anderson dalam membangun teori pembelajaran online, karena ia memeriksa secara rinci karakteristik dan fasilitas yang disediakan oleh Internet masing-masing dari empat lensa. Kedua, dia mencatat bahwa Internet telah berevolusi dari lingkungan berbasis teks menjadi lingkungan yang berbasis teks namun dalam bentuk media. Dia juga secara akurat berkomentar hyperlink Internet itu memiliki kapasitas yang paling cocok dengan cara pengetahuan manusia untuk disimpan dan diakses. Dalam hal ini, dia mengacu pada karya Jonassen (1992) dan Shank (1993) yang menghubungkan hyperlink dengan konstruktivisme. Akhirnya, Anderson secara ekstensif meneliti pentingnya interaksi dalam semua bentuk pembelajaran dan mengacu pada beberapa jarak ahli teori pendidikan seperti Holmberg (1989), Moore (1989), Moore dan Kearsley (1996), dan Garrison dan Shale (1990). Inti dari interaksi antara siswa, guru, dan konten dipahami dengan baik dan dirujuk dalam banyak hal yang tercakup dalam teori pendidikan, khususnya konstruktivisme (Piccia, 2017).

Garrison (1985), dan Aydemir, Özkeskin, dan Akkurt (2015) mengkategorikan evolusi teknologi tua dan jarak belajar di bawah tiga generasi: Korespondensi, Telekomunikasi, dan Komputer. Demikian pula, Anderson dan Dron (2011) membuat kategorisasi serupa: Mass media, Conferencing, dan Web 2.0. Saat kita melihat kesamaannya dari kriteria kategorisasi tersebut, kita juga dapat melihat jenis interaksi (satu arah atau dua arah) dan peran partisipan (aktif atau pasif) yang memainkan peran penting. Lebih lanjut, seperti yang dinyatakan Gunawardena dan McIsaac (2003) saat menganalisis teknologi pembelajaran jarak jauh saat ini dan di masa depan, dirasa sangat penting untuk mempertimbangkan sistem telekomunikasi terintegrasi daripada sekadar video versus audio, namun versus sistem data.

Pendapat Tentang Pembelajaran Online

Semenjak pembelajaran online mulai sering digunakan di Indonesia yang bertepatan dengan munculnya pandemi covid-19, mulai pula pendapat tentang pembelajaran online bermunculan. Pendapat tentang pembelajaran online ini beredar khususnya dikalangan pelaku pendidikan, guru, siswa, dan orang tua siswa. Pendapat mereka pun berbeda-beda, dan tentunya ada pro dan kontra. Di satu sisi pihak pro sedang berusaha memaksimalkan kemampuan mereka memanfaatkan kemajuan teknologi alih-alih mencari solusi pembelajaran di tengah pandemi, di satu sisi kurang setuju karena selain harus mengeluarkan biaya lebih untuk paket internet juga kegiatan pembelajaran online dirasa kurang efektif dan sulit untuk diikuti.

Pemerintah dan orang-orang yang berkecamuk di dunia pendidikan terus berusaha memaksimalkan pembelajaran online dimasa pandemi seperti sekarang ini. Hingga pemerintah dengan dukungannya memberikan kuota belajar gratis kepada seluruh pelajar Indonesia. Inovasi-inovasi terus dikembangkan demi menutup permasalahan dunia pendidikan yang terdampak pandemi covid-19.  

Kelebihan dan Kekurangan Belajar Online

Hampir semua metode belajar memiliki kelebihan dan kekurangannya, termasuk belajar online. Kelebihan dan kekurangan belajar onlen dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, tergantung darimana kita akan menilai efektivitas belajar online tersebut. 

Berikut beberapa kelebihan belajar online, antara lain:

1. Belajar online dirasa praktis dan fleksibel

Belajar online dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun kita berada. Selain itu, belajar online tidak memembutuhkan waktu belajar yang panjang. Siswa dapat mengulang materi sesuka hati mereka dengan fasilitas online yang ada dengan sumber belajar yang tak terbatas. Belajar online tidak memerlukan perjalanan panjang dari rumah ke sekolah, hanya perlu duduk manis di rumah dengan memberdayakan akses internet sebagai sarana belajar online. Selain itu, anak tidak perlu susah payah berdandan rapi ataupun berseragam, bangun tidur ku terus belajar pun bisa dilakukan.

2. Belajar online bagian dari kemajuan pendidikan di Indonesia

Belajar online merupakan inovasi dalam bidang pendidikan di Indonesia khususnya. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia belum seluruhnya menjadikan internet sebagai media pembelajaran sebelumnya. Baru setelah pandemi Covid-19 melanda cara belajar online mulai eksist di Indonesia. Hanya bermodalkan gadget dan kuota internet yang hampir semua orang memilikinya, belajar online dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun siswa berada. Platform tentang belajar online pun telah banyak diciptakan demi mendukung kelancaran belajar online anak, dimulai dari yang gratis hingga berbayar, tergantung pilihan anda semua. Pemerintah ikut serta mendukung jalannya belajar online siswa di masa pandemi di Indonesia yang salah satunya dengan membagikan kuota internet gratis ke semua pelajar di seluruh Indonesia. 

3. Siswa lebih mudah untuk mengembangkan dirinya

Belajar online mendorong siswa untuk melebarkan sayapya dalam hal mencari wawasan seluas mungkin. Hal ini di karenakan dalam internet siswa dapat mengakses apapun yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Pintu perkembangan siswa terbuka lebar dengan adanya dukungan kemajuan teknologi saperti sekarang ini.

4. Meningkatnya penguasaan teknologi siswa

Kemajuan teknologi menuntut kita semua untuk dapat menguasainya. Menguasai di sini maksudnya ialah dalam hal pemanfaatan. Amat sangat disayangkan jika kita tak mampu memanfaatkan kemajuan teknologi seperti sekarang ini, padahal fasilitas teknologi sudah ada di depan mata. Contoh kecilnya ialah handphone berbasis android yang hampir semua orang memilikinya. Dengan itu kita dituntut untuk memanfaatkannya sebijak mungkin, tidak hanya untuk hiburan dan alat komunikasi belaka, namun dapat kta jadikan sebagai media belajar yang tergolong bagus. Optimalisasi pemanfaatan gadget sebagai media belajar memerlukan dukungan penting baik oleh guru ataupun orang tua siswa. Jika tidak bijak dalam pemanfaatannya (hanya untuk game, hiburan, nonton, dll) justru dapat mengakibatkan efek yang negatif dan dapat mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Oleh karenanya PERAN ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK amat sangat diiperlukan dalam hal ini.

Belajar Online Bersama Orang Tua
Belajar Online Bersama Orang Tua

Selain kelebihan belajar online, berikut adalah beberapa kekurangan belajar online, antara lain:

1. Akses internet yang masih terbatas di Indonesia

2. Keterbatasan sarana dan prasarana belajar online

3. Tugas semakin menumpuk

4. Kurang fokus dalam belajar online

5. Boros data/kuota internet

6. Keterbatasan dalam diskusi

7. Melemahnya interaksi sosial di kalangan pelajar

8. Membutuhkan peran ekstra orang tua dalam hal pengawasan

9. Lemah dalam pembentukan karakter


Post a Comment

Previous Post Next Post